Melihat kalimat #Save Kucing Kampung disalah satu media sosial, memotivasi saya untuk menuliskan hobby memelihara kucing. Saya sudah menyukai hewan berbulu yang lucu ini sejak kecil, tepatnya ketika duduk di bangku Sekolah Dasar. Kebetulan Kakak dan Mamah di rumah juga menyukai kucing. Tapi Bapak, tidak terlalu menyukai Kucing, beliau lebih menyukai burung. Tau sendiri kan ... Kucing itu predator burung,, haha. Tapi meskipun demikian, bapak mengijinkan saya memelihara kucing di rumah.. Alhamdulillah!!


Mhiu & Phiu
Jika diingat-ingat kembali dari sejak kecil hingga sekarang, jumlah kucing yang pernah saya miliki ada 10 ekor. Nama-nama kucing yang saya miliki adalah Pukat, Geboy, Blewuk, Gebro, Gembul, Komeng, Oskar, Toink, Mhiu dan Phiu. Kucing-kucing yang saya beri nama, disesuaikan dengan karakter atau tingkah kucing itu sendiri. Contoh, kucing yang bernama Oskar, saya beri nama itu karena kaki depannya suka memukul-mukul seperti petinju yang bernama Oscar Delahoya. Hihihi... lucuuu kaaan.

Si Ganteng Oskar, Blesteran Kampung & Anggora
Saya biasa memelihara kucing secara bergantian hanya dua ekor, maksudnya adalah supaya tidak terlalu sulit mengurusnya, dan juga supaya si kucing ada teman bermain sesama kucing sehingga tidak kesepian dan stress. Ketika, salah satu kucing mati, atau tiba-tiba menghilang, saya selalu mencarikan teman untuk kucing itu.
 
Kucing asli Bogor, dipelihara di Bandung
Saat ini saya memelihara dua ekor kucing. Nama kedua kucing itu Phiu dan Toink. Tapi mereka dipelihara secara terpisah. Toink dipelihara oleh mamah di Bandung. Sedangkan Phiu, saya pelihara di Bogor.
 
Room mate di Bogor (alay.com)
Oh iya, semua kucing yang saya pelihara itu kucing lokal loh, alias kucing kampung istilah yang lagi kerennya "Dome". Menurut saya kucing kampung tidak kalah lucu dibandingkan kucing blesteran dari luar negeri. Kalau berbeda selera harap dimaklumi. Tapi sejujurnya, mau kucing kampung atau, blesteran atau kucing luar negeri, saya menyukai semua jenis kucing itu. Dengan melihat kucing-kucing itu, atau bermain dengan kucing cukup membuat mood jadi positif... alias bisa jadi moodbooster. Kucing itu merupakan penghibur hati deh.

Saudara kembar Phiu, sudah diadopsi orang lain

Oh iya, kembali ke kalimat  #Save Kucing Kampung, saya merasa beruntung memiliki kucing kampung. Saya memelihara kucing kampung, karena untuk perawatannya tidak terlalu mahal, daya tahan tubuh lebih kuat dari kucing blesteran, alias tidak gampang sakit selama kita memeliharanya dengan penuh kasih sayang dan telaten.

Berdasarkan pengalaman dari sejak kecil hingga sekarang, memelihara kucing kampung tidaklah sulit. Untuk kebersihan dan kesehatan, kucing dimandikan satu kali dalam satu minggu. Telinga, mata dan hidungnya dibersihkan dengan tissu basah atau kapas yang dibasahi alkohol. Kukunya digunting supaya tidak sakit kalau mencakar kita. Untuk buang kotoran, disediakan bak pasir.

Sudah R.I.P Tertabrak motor
Untuk nutrisi kucing, biasanya saya memberikan campuran nasi dengan ikan tongkol yang dirames. Kucing saya doyan banget menu ini. Saya pernah  baca di artikel-artikel, katanya memberi makan ikan tongkol pada kucing bisa menyebabkan bulunya rontok. Tapi selama ini, kucing saya bulunya normal-normal saja. Mungkin tergantung jenis kucingnya juga kali ya... Selain itu juga saya suka memberi biskuit untuk kucing supaya ada variasi, sehingga kucing tidak merasa bosan dengan makanannya.

Terkadang saya suka iseng dengan kucing yang saya pelihara. Untuk mengetahui pertambahan berat badannya, kucing selalu saya timbang. Saya ingin kucing bisa tumbuh sehat dan tidak kurus. Kadang saya suka sedih, jika melihat kucing yang kurus, tidak terawat atau terluka yang hidup dijalanan. Memang untuk saat ini saya belum bisa menyelamatkan semua kucing-kucing itu. Karena keterbatasan ruangan  dirumah, waktu dan biaya. Tapi jika ada kucing liar yang lewat rumah, kadang saya suka memberinya makan...

Meong lagi Bobo Ciang... haha
Sebenarnya banyak cara untuk menyelamatkan kucing kampung. Mekipun kita tidak memelihara atau merawat mereka secara langsung, minimal tidak menyakiti mereka. Karena terkadang ada aja orang yang “eror” memukul atau menendang kucing kampung ini seenaknya, bahkan ada yang suka menyiramnya dengan air panas. Saya paling benci orang “eror” seperti itu.

Nah, yuk kita selamatkan alias  #Save Kucing Kampung... minimal supaya tidak tersakiti,..

Photo diambil di Saung Pertemuan Kelompok Tani di Bogor